Beberapa penelitian telah menunjukkan bekerja di malam hari ternyata berkontribusi buruk bagi kesehatan Anda. Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang akan Anda hadapi jika masih terus bekerja di malam hari.
Temuan oleh Danish Cancer Society baru-baru ini menunjukkan pekerja shift malam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan prostat. Bahkan, wanita yang bekerja lebih dari dua malam dalam seminggu selama enam tahun menaikkan risiko hingga dua kali lipat.
Kerja di malam hari dapat menekan produksi hormon melatonin (yang diproduksi oleh kelenjar pineal di otak antara jam 9 malam hingga 8 pagi). Melatonin merupakan hormon yang mengatur pola tidur dan membantu menekan tumor. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon melatonin yang rendah dapat meningkatkan pertumbuhan tumor.
Penelitian dalam journal PLoS Medicine menunjukkan wanita pekerja shift malam selama 1-2 tahun memiliki risiko kenaikan diabetes hingga 5 persen. Bahkan, mereka yang bekerja lebih dari 20 tahun dalam shift ini justru menaikkan risiko mencapai 60 persen.
Bekerja dalam jam kerja yang tidak lazim dapat memengaruhi pola makan dan kebiasaan tidur. Perubahan pola tidur yang tidak normal ini membuat tubuh harus berjuang lebih untuk mengontrol gula darah.
Temuan terbaru dalam British Medical Journal menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pekerja shift malam dikaitkan dengan peningkatan risiko 23 persen serangan jantung, 24 persen jantung koroner dan 5 persen stroke.
Para pekerja shift malam cenderung tidak memiliki banyak waktu istirahat, sehingga mengganggu jam tubuh dan cenderung dikaitkan dengan masalah obesitas, tekanan darah dan tingkat kolesterol tinggi, serta diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko stroke.
Bahkan pemilik tubuh langsing pun bisa saja memiliki perut buncit, entah karena kebiasaan yang salah, atau mengonsumsi makanan yang salah. Apa saja misalnya?
1. Permen Karet
Udara yang anda hirup saat mengunyah permen karet dapat menyebabkan perut kembung. Agar perut tetap langsing, pastikan Anda tidak mengunyah permen karet sepanjang hari.
2. Alkohol
Gula dan alkohol, terutama yang terkandung dalam bir, dapat membuat otot anda kendur. Dari pandangan ilmu gizi, alkohol sangat berbahaya bagi tubuh. Hal ini dikarenakan alkohol mengandung kalori yang tinggi, sama seperti jumlah kalori pada makanan berlemak. Terlepas dari hal itu, ketika anda meminum alkohol, hati anda akan bekerja dengan sangat keras untuk menghilangkan alkohol, dan menunda untuk menyaring gula. Gula tersebut kemudian akan disimpan tubuh sebagai lemak. Selain itu, alkohol juga dapat meningkatkan nafsu makan.
3. Tembakau
Tembakau dapat merusak kerja pencernaan. Jika Anda merokok setelah makan, Anda pasti akan merasa kembung setelahnya. Berhentilah merokok, dan Anda akan mendapatkan manfaat lebih dari sekedar turunnya berat badan.
4. Stres
Stres dapat mengganggu kerja tubuh dan pencernaan. Stres juga dapat membuat anda merasa kenyang dan menimbulkan masalah pada kemampuan tubuh dalam menyimpan lemak. Hasilnya perut anda akan terlihat lebih mengembang. Untuk mengatasi hal tersebut, belajarlah untuk lebih rileks dan bernafas secara perlahan dan dalam.
5. Makanan Cepat Saji
Jumlah kalori dan lemak dalam makanan cepat saji sangat tinggi. Masalah utama yang akan ditimbulkan oleh makanan cepat saji adalah bahwa makanan tersebut tidak terlalu mengenyangkan, sehingga Anda akan sering merasa lapar. Anda sebaiknya membatasi asupan makanan cepat saji yang anda makan dan menerapkannya sekali dalam sebulan.
6. Hormon
Pria memiliki hormon yang mempengaruhi berat badan mereka. Itulah mengapa pria cenderung memiliki perut gendut pada usia tertentu. Di saat pria mulai menyimpan lemak di perut mereka pada usia 40-an, wanita akan menyimpan lemak mereka di paha, bokong, dan pinggul mereka di usia yang lebih awal.
7. Susu
Meskipun susu penting untuk kesehatan, menyeimbangkan diet dengan jumlah kalsium yang tinggi dapat menyebabkan masalah pencernaan dan membuat perut membuncit. Jika Anda suka susu, disarankan untuk mengonsumsi yoghurt atau dan keju yang dibuat dari susu kambing.
8. Obat Pencahar
Barangkali Anda terbiasa menggunakan obat-obat laksatif (pencahar) di saat Anda mengalami sembelit. Anda sebaiknya tidak menggunakannya terlalu sering. Penggunaan laksatif secara berlebihan juga dapat mengakibatkan masalah pencernaan. Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum anda menggunakan obat-obatan laksatif.
.